Langsung ke konten utama

Analisis Obat Analgetik-Antipiretik. ppt Maret 28, 2020

perhitungan resep bab II

BAB 2 PEMBAHASAN A. Pengertian Resep Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter,dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker baik secara paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan perundang-undanganan yang berlaku. I. RESEP 1 R / Biolincom 350mg      Acetosal 250mg      Cetinal   1mg      Lameson 5mg      Curcuma 1tab Mf. Pulv dtd No XXI     S3dd1 Pro         : An. Faiza Umur    : 9 thn                                                   ...

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL TUMBUHAN PAKU (Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.) SKRIPSI BAB II Tinjauan Pustaka, kosmetik

BAB 2
 TINJAUAN PUSTAKA
 2.1 Kosmetik Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.. (Depkes RI, Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan, 1976). Tujuan pemakaian kosmetik dimaksudkan untuk melindungi tubuh dari lingkungan luar, panas, sinar matahari, maupun kekeringan. Akan tetapi semakin berkembangnya pengetahuan dan tekhnologi pemakaian kosmetik saat ini dapat digunakan juga untuk meningkatkan daya tarik seperti pemakaian make up, meningkatkan kepercayaan diri, serta melindungi kulit dari sinar UV, polutan dan penuaan dini (Tranggono & Latifah, 2007)
 2.2 Kulit 
 2.2.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang membentuk sekitar 15% berat badan orang dewasa dan melapisi semua bagian tubuh. Kulit memiliki beberapa fugsi vital diantaranya sebagai penghalang fisik dari lingkungan luar, pencegahan kelebihan kehilangan air dari tubuh dan berperan dalam termoregulasi, memberikan perlindungan terhadap mikro-organisme, radiasi ultraviolet, serta paparan agen beracun. Kulit merupakan organ dinamis karena sifatnya yang dapat mengalami perubahan sel secara konstan, dimana sebagai sel dari lapisan luar kulit akan digantikan secara kontinu oleh sel-sel sintetis keratin dan kemudian mengalami fase degradatif (Chu, 2008). 
 ď‚· Stratum basale Merupakan lapisan terdalam epidermis yang terletak berdekatan dengan lapisan dermis. Terdapat keratinosit berbentuk kolom pada lapisan ini, dimana keratinosit membedakan antara stratum basal dengan bagian bawahnya. Hal lain yang membedakan lapisan basal adalah sel yang ber bentuk oval atau memanjang terdapat inti, warnanya yang gelap serta adanya pigmen warna atau melanin yang memproduksi melanosit. Melanin akan terakumulasi dalam melanosom untuk dihantarkan ke keratinosit. Pigmen melanin berfungsi memberikan perlindungan terhadap paparan radiasi ultraviolet (UV); paparan kronis sinar akan meningkatkan rasio melanosit ke keratinosit, sehingga lebih banyak ditemukan di kulit wajah dibandingkan dengan punggung bawah dan lebih banyak di lengan luar dibandingkan dengan lengan bagian dalam (Chu, 2008).
 ď‚· Stratum spinosum Seperti pada lapisan basal, sel, sel-sel pada lapisan ini tumbuh membentuk sel baru dengan bergerak menuju lapisan luar kulit dengan membentuk spinosum stratum dan dihantarkan ke ruang antara, untuk menghubungkan antar sel terdapat jembatan desmosom atau penghubung desmosome sebagai penghubung ruang-ruang antar sel. Lapisan ini memiliki fungsi sebagai penahan gesekan dari luar (Chu, 2008). Pada lapisan ini terdapat Sel Langerhans yang merupakan makrofag turunan dari sumsum tulang, berfungsi sebagai perangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. 
ď‚· Stratum granulosum Merupakan lapisan paling dangkal dari epidermis. Pada lapisan ini terdapat lapisan granular atau stratum granulosum dengan sel berbentuk gepeng, sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Sel-sel ini bertanggung jawab dalam sintesis dan modifikasi protein yang terlibat dalam keratinisasi (Chu, 2008). Ketebalan lapisan granular bervariasi sesuai dengan lapisan sel tanduk pada bagian atasnya. 
ď‚· Stratum korneum Lapisan ini berfungsi emberikan perlindungan mekanik untuk epidermis sebagai penghalang untuk mencegah kehilangan air dan invasi dari zat asing. tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin (Chu, 2008).
 2. Lapisan Dermis Dermis terdiri dari fibroblas, yang memproduksi kolagen, elastin dan proteoglikan structural, mengakomodasi stimulus saraf dan jaringan pembuluh darah, makrofag,serta sel mast. Lapisan dermis berfungsi dalam melindungi tubuh dari cedera mekanis, mengikat air, membantu dalam regulasi termal, dan termasuk reseptor dalam rangsang sensorik. Kolagen, elastin dan serat merupakan komponen utama dermis. Berfungsi dalam memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada kulit. Usia serta radiasi sinar UV merupakan faktor utama penyebab berkurangnya produksi kolagen dan elastin sehingga menyebabkan menurunnya fleksibilitas, pengembangan keriput dan kendur kulit (Tortora dan Grabowski 2000).
3. Lapisan Subkutan Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar dan lemak. Pada embrio lapisan subkutan mulai berkembang pada bulan ke 5, pada lobulus ini sel-sel lemak dan kolagen dipisahkan oleh septa fibrosa dari pembuluh darah. Jaringan subkutan berfungsi dalam penyediaan energi (James et al., 2006). 
 2.2.2 Penetrasi Obat Melalui Kulit Proses penetrasi melalui stratum korneum dapat terjadi dengan adanya proses difusi melalui dua mekanisme:
 A. Absorbsi transepidermal Merupakan jalur difusi melalui stratum korneum yang dapat terjadi melalui dua jalur yakni jalur transeluler yang berarti proses difusi terjadi melalui protein dalam sel serta melewati daerah kaya akan lipid atau bersifat lipofil, dan jalur paraseluler yang berarti proses difusi berlangsung melalui ruang antar sel. Penetrasi berlangsung melalui dua tahap: pertama pelepasan obat dari pembawa ke stratum korneum, tergantung koefisien partisi obat dalam pembawa serta stratum korneum, kedua difusi melalui epidermis dan dermis dibantu oleh aliran pembuluh darah dermis (Banker & Rhode 2002).
 B. Absorbsi transappendageal Merupakan jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar keringat melalui pori-pori, sehingga memungkinkan obat berpenetrasi. Penetrasi obat melalui jalur transepidermal lebih baik dari jalur ini, dikarenakan luas permukaan jalur transappendageal lebih kecil (Banker & Rhode 2002). 
 2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetrasi ď‚· Usia - penetrasi lebih baik pada bayi baru lahir dan anakďżľanak dibandingkan pada orang dewasa. ď‚· Kondisi kulit - penetrasi kulit lebih baik pada permukaan kulit yang terluka atau terkelupas.
ď‚· Hidrasi kulit - penetrasi lebih baik pada kulit terhidrasi dari pada kulit kering. Hidrasi dapat meningkatkan permeabilitas stratum korneum sebab air merupakan peningkat penetrasi yang efektif.
ď‚· Jenis pembawa - pembawa pada sediaan topikal dapat mempengaruhi penetrasi dan penyerapan obat pada permukaan kulit. Hal ini tergantung pada jenis pembawa yang digunakan dan kondisi kulit. 
ď‚· Hiperemia - vasodilatasi pembuluh darah dapat meningkat penetrasi lokal atau sistemik (Banker & Rhode 2002).

Komentar

Postingan Populer