SKRINING FITOKIMIA GOLONGAN FLAvONOID
DAN SAPONIN PADA SIMPLISIA DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.)
Di
Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah PKL
Di Susun Oleh :
Nama : Farid Aziz
N I M : G.20.14.0011
DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN FARMASI
UNNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN
2017
LEMBAR
PENGESAHAN
SKRINING
FITOKIMIA GOLONGAN FLAFONOID DAN SAPONIN PADA SINPLISIA DAUN CENGKEH (Syzygium
aromaticum (L.)
Di
Susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah PKL
Di
Susun Oleh :
Nama
: Farid Aziz
N
IM : G.20.14.0011
Mengetahui
Dosen
pembibing
(
Swastika Oktavia, S.Si.,M.Sc )
ABSTRAC
Clove leaves (Syzyginium aromaticum L.) are found in several regions in Indonesia. According to the results of previous studies of clove leaves contain eugenol compounds, tannins, saponins and flavonoids (Nurdjanah, 2004). Chemical compounds such as saponins have been widely used by the public in general and are usually used as a fish poison and natural detergent. The purpose of this study is to determine the content of secondary metabolites of flavonoids and saponins qualitatively. The process of secondary metabolite analysis through several stages including the harvesting of clove leaves, making simplisia and then testing the compound of secondary metabolite saponin and flavonoids. The results showed that positive clove leaf simplicia contain saponin and flavinoid.
Keywords: clove leaf, saponin, flavonoid
INTISARI
Daun cengkeh(Syzyginium
aromaticum L.) banyak ditemukan di beberapa daerah di
indonesia. Menurut hasil penelitian yang terdahulu daun cengkeh mengandung
senyawa eugenol, tanin, saponin dan
flavonoid (Nurdjanah, 2004). Senyawa kimia seperti saponin sudah banyak
digunakan oleh masyarakat pada umum nya dan biasanya di manfaatkan sebagai
racun ikan dan deterjen alam. Tujuan di adakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui kandungan metabolit skunder flavonoid dan saponin secara kualitatif.
Proses analisis metabolit skunder melalui beberapa tahap diantaranya pemanenan
daun cengkeh, pembuatan simplisia dan kemudian dilakukan pengujian senyawa
metabolit skunder saponin dan flavonoid. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan pada simplisia daun cengkeh positif mengandung saponin dan
flavinoid.
Kata
kunci : daun cengkeh,saponin, flavonoid
PRAKATA
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah jalla jalaluh yang dengan karuniaNya,
laporan PKL ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Penyusunan
karya ilmiah ini sebagai salah satu tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah PKL
di Fakultas Sains dan Farmasi Universitas Mathala’ul Anwar Banten.
Penulis
telah mendapat bantuan dan bibmbingan baik pada saat penelitian juga ketika
pembuatan laporan PKL ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Cory
Novi, S.Si.,M.Sc selaku ketua tim pelaksana PKL Fakultas Sains dan Farmasi UNMA
Banten.
2. Swastika
oktaviani, S.si.,M.Sc. selaku Dosen
Pembimbing PKL Fakultas Sains dan Farmasi UNMA Banten.
3. Mu’jijah,
S.Si.,M.Sc selaku Dekan Fakultas Sains dan Farmasi UNMA Banten..
4. Semua
pihak yang telah membantu memperlancar jalannya pembuatan laporan PKL ini.
Akhir kata semoga laporan PKL ini yang berupa
karya tulis ilmiah dapat bermanfaat dan memberi sumbangan bagi dunia ilmu
pengetahuan juga menambah motivasi untuk menulis lebih lanjut.
Pandegalang,
Februari 2017
Penulis
,
Farid
aziz
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
LEMBAR PENGASAHAN..................................................................................... ii
ABSTRACT............................................................................................................. iii
INTISARI.................................................................................................................. iv
PRAKATA................................................................................................................ v
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR
GAMBAR................................................................................................
ix
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar
Belakang Masalah....................................................................
2
B. Permasalahan.....................................................................................
2
C. Tujuan...................................................................................................
2
D. Manfaat
Penelitian..............................................................................2
BAB II. TINAUAN PUSTAKA ............................................................................3
A. Tnaman
Cengkeh............................................................................... 3
B. Simplisia...............................................................................................6
C. Flavonoid..............................................................................................7
D. Saponin................................................................................................
8
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................10
A. Waktu
Dan Tempat Penelitian..........................................................
10
B. Alat
Dan Bahan...................................................................................10
C. Diagram
alir penelitian ......................................................................11
D. Cara
Kerja ..........................................................................................11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................12
A. Uji
Kandungan Metabolit Sekunder................................................
B. Pembahasan
.......................................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
A. Kesimpulan
.........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
DAFTAR
TABEL
Gambar ...................................................................................................................
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 2.1 Cengkeh tipe Zanzibar........................................................................ 4
Gambar 2.2 Struktur Flavonoid............................................................................... 7
Gambar 2.3 Struktur terpenoid............................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan
Negara yang kaya dengan beranekaragam flora dan fauna. Keanekaragaman ini
(terutama tumbehan) mengundang banyak orang untuk memilih jalur alternatif
dalam pengobatan, mengingat terlalu banyak efek samping dari produk obat-obat
sintesis. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
kecenderungan masyarakat memilih produk yang alamiah, maka semakin gencar
penelitian kandungan kimia penting dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan
untuk pengembangan obat baru. Penelitian biasanya menggunakan analisis
fitokimia, dimana metode ini membahas secara sistematis tentang berbagai
senyawa kimia, terutama dari golongan senyawa organik yanga terdapat dalam
tumbuhan, proses biosintesis metabolisme, dan perubahan-perubahan lain yang
terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran dan fungsi biologis nya.
Diantara tanaman yang
sering digunakan dalam pengembangan ilmu pengobatan adalah cengkeh (Syzyginium
aromaticum atau Eugenia aromaticum) yang juga merupakan salah satu bahan dasar dari
pembuatan produk SIDOMUNCUL yaitu Tolak Angin yang sudah banyak dikenal
dari semua lapisan masarakat, terutama di Indonesia.
Cengkeh (Syzyginium aromaticum atau Eugenia aromaticum). Bunga nya banyak di gunakan sebagai bahan rokok kretek
khas Indonesia, bumbu masakan di Asia terutama Indonesia dan Eropa, bahan dupa di
RRC, aromaterapi, dan mengobati sakit gigi. Secara tradisional daun cengkeh
kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati, dan
daunnya yang masih segar digunakan sebagai pengusir serangga. Aktifitas daun
cengkeh sebagai pengusir serangga kemungkinan karena adanya kandungan eugunol
(C10H12O2) mempunyai bau khas dan tajam yang
tidak disukai serangga, sehingga sangat berpotensi digunakan sebagai bahan
pengusir nyamuk.
Senyawa eug enol
yang merupakan cairan bening hingga
kuning pucat, dengan aroma menyegarkan
dan pedas seperti bunga cengkeh kering, memberikan aroma yang khas pada minyak cengkeh, dimana senyawa ini banyak dibutuhkan oleh berbagai industri yang saat
ini sedang berkembang (Kardinan, 2005).
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masala sebagai berikut :
1.
Senyawa apa
saja yang terkandung dalam daun cengkeh ?
2.
Bagaimanakah
proses pembuatan simplisia ?
3.
Bagaimana
cara skrining fitokimia dar serbuk simplisia ?
C.
Tujuan Karya Tulis Ilmiah
Tujuan dari
kaarya tulis ilmiah adalah.
1.
untuk
mengetahu senyawa yang terkandung dalam daun cengkeh.
2.
Memahami
proses pembuatan simplisia.
3.
Memahami
proses skrining fitokimia serbuk.
D.
Manfaat Karya Tulis Ilmiah
hasil penelitian diharapkan dapat
1.
Memberikan
informasi terhadap pembaca terhadap kandungan metabolit sekunder yang terdapat
pada daun cengkeh.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
TANAMAN
CENGKEH
1. Daerah produksi bunga cengkeh
Banyak daerah
di Indonesia yang sesuai untuk membudidayakan cengkeh, diantaranya Aceh,
Lampung , Padang, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Ternate, Tidore, Makian, Amboyna, Nusa Laut,
Saparua, Amadina, Seram, dan Banda (di Kepulauan Maluku) (Najiyati dan Danarti,
2003). Cengkeh Maluku berperingkat pertama ditinjau dari keluaran dalam
perdagangannya, disusul dengan Sumatera dan Sulawesi (Guenther, 1990). Para
pengusaha rokok kretek berpendapat bahwa berdasarkan sifat fisik dan kandungan
eugenol mutu minyak cengkeh produksi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan
cengkeh luar negeri. Mutu cengkeh produksi dalam negeri dibedakan berdasarkan
perbedaan daerah tempat tumbuhnya.
Cengkeh dari Manado (Sulawesi) dan Ambon
(Maluku) termasuk mutu yang baik dan menyamai cengkeh dari Zanzibar. Cengkeh
dari Banda, Aceh, dan Padang (Sumatera) termasuk mutu nomor dua. Cengkeh dari
Semarang (Jawa) termasuk mutu rendah (Ketaren, 1985).
2. Morfologi tanaman cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia
aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai
bunga kering beraroma dari suku Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli
Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa,
dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh juga digunakan
sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di
aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Cengkeh ditanam terutama di
Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar
(Gambar 2.1.1), India, Sri Lanka (Aksan, 2008).
Gambar 2.1 Cengkeh tipe Zanzibar (Aksan, 2008)
Cengkeh
merupakan tanaman tropis berakar tunggang bercabang panjang dan kuat. Tanaman
ini tingginya dapat mencapai 20–30 meter, dan dapat berumur lebih dari 100
tahun (Ketaren, 1985). Tajuk tanaman cengkeh umumnya berbentuk kerucut,
piramida, atau piramida ganda, dengan batang utama menjulang keatas.
Cabang–cabangnya sangat banyak dan rapat, pertumbuhan agak mendatar dan
ukurannya relatif kecil jika dibandingkan dengan batang utama. Daunnya kaku,
berwarna hijau atau hijau kemerahan, dan berbentuk dengan kedua ujungnya
runcing. Daun–daun ini biasanya keluar per periode. Ujung ranting dalam satu
periode akan mengeluarkan satu set daun yang terdiri atas lima pasang.
Masing–masing pasang terdiri atas dua daun yang terletak saling berhadapan.
Cengkeh memiliki 4 jenis akar, yaitu akar tunggang, akar lateral, akar serabut,
dan akar rambut (Najiyati dan Danarti, 2003). Tanaman cengkeh mulai berbunga
setelah berumur 4–6 tahun, tergantung pada jenis tanaman, pemeliharaan tanaman,
dan kesuburan tanah. Bunga cengkeh bertangkai pendek, panjangnya 12–19 mm
berwarna hijau pada waktu muda, kemudian setelah cukup tua berwarna kemerahan,
dan akhirnya merah (Ketaren, 1985).
3. Taksonomi Tanaman Cengkeh
Divisi :
Spermatophyta
Sub Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Sub kelas :
Monochlamydae
Bangsa :
Caryophylalles
Suku :
Caryophillaceae
Famili :
Myrtaceae
Spesies : Syzygium
aromaticum (L.) Meer. & Perry
(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)
4. Kandungan
Kimia
Salah satu
tanaman yang dapat berkhasiat sebagai obat adalah daun cengkeh (Syzygium
aromaticum (L.) Merr & Perry). Cengkeh merupakan tanaman rempah yang
sejak lama digunakan dalam industri rokok kretek, makanan, minuman dan
obat-obatan. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan di atas
adalah bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh. Penggunaan cengkeh untuk
keperluan lain diantaranya sebagai bahan anestesi untuk ikan dan pemberantasan
hama dan penyakit tanaman. Cengkeh mempunyai komponen eugenol dalam jumlah
besar (70-80%) yang mempunyai sifat sebagai stimulan, anestetik lokal,
karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik (Nurdjannah, 2004).
Pemisahan kandungan kimia dari serbuk bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh
menunjukan bahwa serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung saponin, tannin,
alkaloid, glikosida dan flavonoid, sedangkan tangkai bunga cengkeh mengandung
saponin, tannin, glikosida dan flavonoid (Ferdinanti, 2001). Senyawa flavonoid
adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan dialam.
Senyawa- senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat
warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Markham, 1988). Golongan
flavonoid memiliki kerangka karbon yang terdiri atas dua cincin benzene
tersubstitusi yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
5. Khasiat
daun cengkeh
eugenol pada
ekstrak cengkeh merupakan senyawa yang berpotensi sebagai larvasida pada vektor
malaria dan DBD. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Alahmadi et al. (2006)
bahwa berdasarkan nilai LC 50 minyak atsiri dari tanaman cengkeh (LC50 1.76 ppm), minyak kayu
putih (LC50 1.99 ppm) memiliki aktivitas yang lebih baik sebagai larvasida
dibandingkan abate (LC50 5.33 ppm), sedangkan minyak jambu biji (LC50 5.82 ppm)
memiliki aktivitas yang relative sama dengan abate. Minyak atsiri berperan sebagai
larvasida pada genera nyamuk Anopheles, Aedes dan Culex (Manimaran et al.
2012). Penggunaan daun cengkeh pada penelitian ini menunjukan nilai
efektivitas sebagai larvasida pada larva An. subpictus maupun Ae.
aegypti. Penggunaan daun dan bunga cengkeh sebagai larvasida pada larva Aedes
albopictus instar 4 dikemukakan oleh Bhat, Kempraj (2009) bahwa nilai LC50
dan LC95 minyakdaun cengkeh adalah 5.3 dan 7.03 mg/mL, sementara minyak cengkeh
nilai LC50 dan LC95 17.84 dan 23.99 mg/mL. Dari hasil ini terlihat bahwa
toksisitas daun cengkeh lebih tinggi dibanding bunga cengkeh.
Penelitian
yang dilakukan oleh Rahmi Fitri (2013) telah membuktikan bahwa kandungan
senyawa seperti flavonoid, terpenoid, steroid, kuinon, tannin, dan saponin yang
dihasilkan dari ekstrak daun ketapang dapat digunakan sebagai
Bioherbisida/herbisida alami terhadap gulma rumput teki dengan konsentrasi 0%,
25%, 50%, 75%, 100%, dari konsentrasi yang dipakai konsentrasi 50% yang lebih
optimal dalam menghambat gulma rumput teki juga kandungan senyawa seperti
fenol, asam fenolik, koumarin, dan flavonoid dari ekstrak tajuk sembung rambat
dan ekstrak daun tembeleken dapat memberi efek fitotoksisitas dan berat basah
pada rumput teki (cyperus rotundus L.) (Rahmi Fitri, 2013).
B. Simplisia
Dalam dunia
farmasi, bahan mentah untuk obat-obatan biasa disebut dengan simplisia. Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1983) simplisia adalah bahan alami
yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun dan
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri dari 3 macam yaitu :
1. Simplisia
nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman ( isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara
tertentu dikeluarkan dari selnya ataupun zat-zat nabati lainnya yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni).
2. Simplisia
hewani adalah simplisia yang merupakan hewan utuh, sebagian hewan atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia
pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelican atau mineral yang
belum diolah dengan cara yang sederhana dan
belum berupa zat kimia murni.
Dalam
pembuatan simplisia yang baik, harus melalui beberapa tahapan yaitu sortasi
basah, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan
serta pemeriksaan mutu.
C. Flavonoid
Senyawa
flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan
dialam. Senyawa- senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan
sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan (Markham, 1988).
Golongan flavonoid memiliki kerangka karbon yang terdiri atas dua cincin
benzene tersubstitusi yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon
Pengelompokan flavonoid berdasarkan pada cincin heterosiklik- oksigen tambahan
dan gugus hidroksil yang tersebar (Robinson, 1995). Golongan terbesar flavonoid
memiliki cincin piran yang yang menghubungkan rantai tiga – karbon dengan salah
satu cincin benzene (Harborne, 1987).
Gambar 2.2 Struktur Flavonoid (Markham, 1988)
Senyawa
flavonoid diturunkan dari unit C6- C3 (fenilpropana) yang bersumber dari asam
sikimat dan unit C6 yang diturunkan dari jalur poliketida. Fragmen poliketida
ini disusun dari tiga molekul malonil-KoA, yang bergabung dengan unit C6-C3
(sebagai koA tioester) untuk membentuk unit awal triketida. Oleh karena itu,
flavonoid yang berasal dari biosintesis gabungan terdiri atas unit-unit yang
diturunkan dari asam sikimat dan jalur poliketida (Heinrich, et al.,
2010). Flavonoid terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu,
kulit, bunga, buah dan biji. Flavonoid terdiri dari beberapa golongan utama
antara lain antosianin, flavanol dan flavon yang tersebar luas dalam tumbuhan.
Sedangkan khalkon, auron, flavonol, dihidrokhalkon, dan isoflavon penyebarannya
hanya terbatas pada golongan
tertentu saja (Harborne, 1987).
Sejumlah
tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki aktivitas
antioksidan, antibakteri, antivirus, antiradang, antialergi, dan antikanker
(Miller, 1996). Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat dalam makanan
karena, berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat antioksidan kuat.
Banyak kondisi penyakit yang diketahui bertambah parah oleh adanya radikal
bebas seperti superoksida dan hidroksil, dan flavonoid memiliki kemampuan untuk
menghilangkan dan secara efektif ‘menyapu’ spesies pengoksidasi yang merusak
ini. Oleh karena itu, makanan yang kaya flavonoid dianggap penting untuk
mengobati penyakit-penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung (Heinrich, et
al., 2010).
D.
Saponin
Saponin adalah deterjen alami yang mempunyai sifat aktif
permukaan,dimana struktur
molekulnya terdiri dari aglikon steroid atau triterpen yang disebut
dengansapogenin dan glikon yang mengandung satu atau lebih rantai gula
(Osbourn, 2003;Guclu-Ustundag and Mazza, 2007; Vincken et al., 2007).
Saponin berasal dari kata Latin yaitu ‘sapo’ yang
bearti mengandung busastabil bila dilarutkan dalam air.Kemampuan busa dari
saponin disebabkan olehkombinasi dari sapogenin yang bersifat hidrofobik (larut
dalam lemak) danbagianrantai gula yang bersifat hidrofilik (larut dalam air)
(Naoumkina et al., 2010).
Saponin dengan sifat deterjennya dapat mempengaruhi
substans yang larutdalam lemak pada pencernaan, meliputi pembentukan misel
campuran yangmengandung garam empedu, asam lemak, digliserida, vitamin yang
larut dalamlemak dan dengan mineral (Cheeke, 20011).
Gambar 2.3 Struktur terpenoid
senyawa saponin dari
tumbuhan adalah glikosida dari triterpene dan steroid yang larut dalam air dan
mempunyai kemampuan membentuk buih sabun bila di kocok di air.penggunaan
saponin sebagai deterjen alam dan racun ikan telah di kenal oleh masyarakat
tradisional.(correl.et al.,2010). Manfaat lain dari saponin adalah sebagai
spermisida (obat kontrasepsi laki-laki) :anti mikroba, anti peradangan, dan
aktifitas sitoksis terhadap dinding selkulit (mahato et al., 1988; aminah, et
., 1999; purnobasuki, 2004; mardiningsih, et al., 2010)
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Waktu
dan tempat penelitian
Penelitian di laksanakan pada bulan mei 2017, bertempat di labolatorium terpadu Fakultas
Sains dan Farmasi Universitas Mathla’ul anwar.
B.
Alat
dan Bahan Penelitian
a.
Bahan
·
Serbuk simplisia daun cengkeh,
·
serbuk magnesium,
·
1 mL asam klorida pekat dan
·
2 mL alkohol,
·
asam klorida 2
b.
Alat
·
Penangas air,
·
seperangkat alat-alat gelas ,
·
pipet tetes,
·
krus porselen,
·
timbangan analitis,
·
corong
·
kertas saring
·
lumpang dan alu
C.
Prosedur
penelitian
Penelitian menggunakan jenis penelitian survei dilakukan
pada serbuk simplisia untuk mengetahui kandungan flafonoid dan saponin pada
simplisia cengkeh
D.
Diagram
alir penelitian
a.
Pembutan simplisia
Gambar.3.1.diagram
alir penelitian
E.
Cara
Kerja
1.
Persiapan
semple
Sebelum
dilakukan uji fitokimia, daun cengkeh terlebih dahulu di buat dalam bentuk
simplisia dan melalui beberapa tahapan yaitu sortasi basah, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan serta pemeriksaan mutu
2.
Skrining
fitokimia
a.
Uji
golongan flavonoid
Sejumlah lebih kurang 1 g serbuk dididihkan
dalam 100 mL air panas selama 5 menit kemudian disaring. Terhadap 5 mL filtrat
ditambahkan serbuk magnesium, 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL alkohol kemudian
dikocok kuat, dibiarkan memisah. Adanya flavonoid ditunjukkan dengan
terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.
b.
Uji
senyawa saponin
Sebanyak 10 mL larutan percobaan pada
identifikasi flavonoid dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kocok kuat secara
vertikal selama 10 detik. Terbentuknya busa setinggi 1-10 cm stabil dalam waktu
kurang lebih 10 menit dan tidak hilang pada penambahan setetes asam klorida 2 N
menunjukkan adanya saponin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Skrining
Fitokimia
Uji warna merupakan suatu metode kualitatif untuk menentukan keberadaan
suatu senyawa metabolit skunder, dengan cara mereaksikan suatu sampel dengan
reaktan tertentu sehingga menunjukkan sifat fisik berupa perubahan warna
tertentu sebagai indikator. Serbuk simplisia daun cengkeh di uji fitokimia
melalui reaksi warna dengan beberapa pelarut sehingga diperoleh data seperti
pada Tabel 4.1.
Tkehabel
4.1 Hasil pengamatan skrining fitokimia daun ceng
No
|
Uji fitokimia
|
Pereaksi ditambahkan
|
warana
|
kesimpulan
|
1
|
flavonoid
|
serbuk
magnesium, 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL alkohol
|
KUNING
|
+
|
2
|
saponin
|
air
panas +HCl
|
Terbentuk
busa
|
+
|
B.
pembahasan
12345
BalasHapusAbcdef
BalasHapus